Kenalan langsung dientot

Kenalan langsung dientot

CERITA SEX GAY,,,,,,
24
MAR
Hai, ini adalah pengalaman gw yang kedua dengan pemuda local. Sore itu gw sungguh sial. Saat gw hendak pulang setelah putar-putar gak jelas di sebuah mall di kawasan Grogol, mobil gw mogok. Untungnya mogoknya masih di dalam parkir mall, jadi gw bisa langsung menelepon bengkel langganan supaya datang memperbaiki mobil gw. Setelah menunggu sekitar satu jam, orang dari bengkel sudah sampai dan segera memperbaiki mobil gw. Cuma butuh waktu sekitar 10 menit buat orang bengkel itu mengotak-atik sebelum akhirnya mobil gw menyala. Mesikpun mesinnya dapat menyala dan berjalan normal namun rupanya kerusakan di mobil gw cukup parah, maka gw menyuruh orang bengkel itu membawa mobil gw ke bengkel, gw gak mau ambil resiko membawa mobil itu pulang karena khawatir mogok lagi. Dengan sangat terpaksa gw pulang dengan menggunakan angkutan umum. Awalnya gw mau naik taxi, tapi kalau dipikir-pikir naik taxi dari Grogol sampai ke rumah gw di kawasan Cikunir pasti mahal. Jadi gw memutuskan untuk naik transjakarta rute harmoni-pulogadung. Saat sampai di halte busway harmoni, saat itu sudah sekitar jam 7 malam, banyak sekali mata yg menatap ke arah gw. Ya wajar aja sich, hari itu penampilan gw super cuek. Gw Cuma pakai t-shirt, celana pendek dan sandal. Di dalam busway gw gak mendapat kursi, jadi terpaksa gw berdiri di dekat pintu belakang. Ketika sampai di halte busway senen, naik seorang pemuda kurus berwajah biasa dan berseragam seperti petugas pengelola parkir, namun dia menggunakan jacket jeans. Tampaknya dia mau pulang setelah bekerja seharian. Pemuda itu berdiri di persis di samping gw, sehingga bau badannya dapat dengan mudah gw cium, tapi gak gw hiraukan. Busway berjalan cukup kencang menurut gw, seluruh penumpang yang berdiri di dalam bus semuanya bergoyang ke sana ke mari mengikuti suspensi bus. Pemuda tadi yg semula berdiri di samping gw, sekarang berdiri serong di belakang gw , samar-samar gw merasakan ada benda kenyal menempel di paha gw yg sebelah kanan samping. Dapat gw tebak itu adalah kontol si pemuda itu. Mendadak gw langsung sange, gw sengaja menggoyang goyangkan badan gw, dengan harapan barangkali kontol pemuda itu ngaceng. Benar saja, gak lama gw merasakan benda kenyal itu sedikit mengeras. Gw melirik ke arah pemuda itu, dan gak disangka pemuda itu juga sedang menatap paha gw. Kontan gw kegirangan melihat dia seperti nafsu sama gw. Sesampainya di terminal puogadung, semua penumpang turun, termasuk gw dan pemuda itu. Pemuda itu berjalan di samping gw, dia berjalan sambil memainkan hapenya. Gw agak kecewa karena gw pikir dia tertarik dengan gw. Dia berjalan agak cepat sehingga sekarang dia berada di depan gw. Takut kehilangan kesempatan gw segera menepuk pundak pemuda itu dan pura-pura menanyakan angkutan umum jurusan rumah gw. Pemuda itu dengan ramah menjelaskan kepada gw, namun sesekali matanya melirik ke arah paha gw. Setelah dia selesai menjelaskan, gw memberanikan diri untuk bertanya “mas, ada apa dengan paha saya ya?”. Dia pun segera menjawab “gak apa-apa, …… Cuma paha situ putih mulus kaya paha cewek”. Merasa diberi lampu hijau, gw pun langsung menjawab lagi “suka ya sama paha putih?”. Pemuda itu langsung tertawa malu-malu dan berkata “suka sich, paha putih pasti isinya juga putih”. “maksudnya” tanya gw pura-pura bego. “memek pantat” jawabnya singkat. “suka pantat putih juga ya?” tanya gw dengan sedikit menggoda. Sayangnya belum sempat dia menjawab, angkutan umum kami sudah datang, kebetulan angkutan kami sama. Terpaksa obrolan itu terhenti. Di dalam angkutan pemuda itu duduk di sebelah gw, sengaja atau tidak, tangannya diletakkan di atas kulit paha gw. Awalnya hanya diletakkan begitu saja, namun lama kelamaan tangannya yg kasar itu membentuk simbol “ngentot” dan mulai mengelus kulit paha gw. Untung aja angkutan itu sepi, hanya ada kami berdua dan seorang penumpang di kursi samping supir. Kami turun di depan stasiun kranji, dan gak disangka-sangka pemuda itu meneruskan obrolan kami tadi yg sempat terputus. “sebenarnya gw lebih suka memek putih, tapi kalau yg ada pantat putih, gw juga suka-suka aja” katanya. “maksudnya?” tanya gw. “pantat lw pasti putih mulus juga kan kaya ini” tanya pemuda itu sambil tangannya mencolek paha gw. Gw hanya bisa tersenyum saja, dan Pemuda itu mengajak gw menginap di kontrakannya. Tanpa pikir panjang, gw pun setuju. Kami pun kembali naik angkutan umum lagi dan turun di depan pasar kranji. Kontrakan pemuda itu berada di belakang pasar itu, jadi kami harus melintasi pasar untuk sampai ke kontrakannya. Pasar itu sangat ramai dengan penjual dan pembeli, dan yang paling gw suka adalah kebanyakan penjual di pasar itu adalah laki-laki dan sebagian besar dari mereka berjualan sambil bertelanjang dada memamerkan dada – tetek – bulu ketek dan badan yg tegap. Melihat pemandangan indah itu semua, membuat gw sange berat. Pemuda itu sepertinya mengetahui apa yg gw pikirkan, dan dia lalu berbisik “suka ya? Sabar… sebentar lagi juga dapat lw”. Gw hanya melirik dia dan tersenyum simpul. Setelah berjalan sekitar 5 menit, kami sampai di sebuah rumah petak kontrakan pemuda itu. Alangkah terkejutnya gw, ternyata kontrakannya diisi oleh 4 orang. “Bisa mampus dikatain nih gw” gumam gw. “tenang aja, teman-teman gw ntar pada dagang di pasar” katanya menenangkan. Sebelum ketiga temannya berangkat berjualan, pemuda itu memperkenalkan gw kepada teman-temannya. Padahal sebenarnya gw sendiri belum sempat berkenalan dengan pemuda itu. Pemuda itu mempekenalkan gw sebagai “Tata”, anak bosnya. Seorang dari mereka berkata “wahh namanya kayanya cewek!”, spontan yg lainnya ikut nyeletuk “liat aja tu bandannya, putih mulus kaya cewek, hati-hati dipake ama dadan lho, hahaha”. Gw hanya tersenyum saja. Mereka semua kemudian berangkat berjualan di pasar. “dadan” pemuda itu mengulurkan tangannya sambil memperkenalkan diri, “dave” jawab gw. “sorry ya, tadi gw asal sebut nama, abis kita kan belum kenalan, he3x”. pemuda itu meminta izin untuk mandi membersihkan diri, tapi buru-buru gw cegah “gw suka cowok bau keringat” jawabku. Dadan akhirnya membatalkan niat mandinya, dan berkata kepada gw “tapi lw mandi ya, yg wangi, biar berasa kaya cewek”. Gw pun mandi sebersih dan sewangi mungkin. Selesai mandi, Dadan sudah dalam keadaan telanjang bulat tidur terlentang menonton tv. Badannya Dadan tinggi kurus, kulitnya agak hitam, mukanya bisa dibilang katro, rambutnya cepak model tentara tampak amat menggoda buat gw. Meskipun kurus, tapi kontolnya Dadan amat besar. Dalam keadaan lemas saja sudah sebesar pisang ambon. Gw pun langsung mendekati Dadan, perlahan gw raih tangannya, gw hisap seluruh jari-jari tangannya, kemudian gw memainkan putingnya yg coklat kehitaman. Puting itu melenting kencang dan keras sekali, lalu gw jilati putingnya itu. Tampak Dadan kegelian dengan aksi gw, dia mendesah “ahh… ahh… gila… i… saapp te…russ… hssshh hsss….hhhh”. puas dengan putingnya, gw migrasi ke kontol panjangnya. Gw genggam kontolnya, gw kocok perlahan dengan perasaan, setelah kontolnya ngaceng sempurna, gw terkagum sekaligus takut, kontolnya panjang dan gede banget, hampir sebesar payung lipat. Dadan gak sabar menyuruh gw untuk mengerjai onderdilnya, kepala gw didorong ke arah kontolnya itu. Gw tahu persis Dadan pengen diisap, tanpa ragu-ragu gw menjilati kontol pemuda Sunda itu. Saat gw sibuk menjilati kontol Dadan, Dadan mengelus-elus paha dan pantat gw sambil berkata “mimpi apa gw, dapat paha pantat cina, hsshhh uuuhhhh…. Hmmppphhhh…”. Bosan Cuma menjilati kontol Dadan, gw langsung mangap menyelomoti kontol Dadan. Sumpah susah banget menyelomoti kontol Dadan. Mulut gw sampai kaku dan sakit dibuatnya. Setelah lima menit berusaha, kontol itu akhirnya bersarang di mulut gw, itu pun hanya sepertiga kontol Dadan yang masuk. Dadan membiarkan gw berbuat sesuka hati kpd kontolnya itu, gw kilikdan mainkan kontol itu. Cairan asin precum mulai keluar dari kontol Dadan, semuanya gw telan abis langsung. Dadan tdk bersuara, dia sedang sibuk menjilati pantat gw dengan liarnya sekarang. Kami bertahan dengan posisi ini sekitar hampir dua puluh menit, sebelum akhirnya CCCCRRRRRRRROOOOOOOOOOTTTTTTTTTTHHHHHHHHHHHHHH CCCCCCCCRRRRRRRRRROOOOOOOOOTTTTTTTTTTHHHHHHHHHHHH CCCRRRRROOOOOTTTTTTTTHHHHHHHHHHH Dadan memuntahkan larva putih yang hangat di dalam mulut gw diiriingi lenguhan panjang Dadan seperti serigala “aarrrrgggghhhh aaaarrrrrgggggghhhhh ……. Nge……ee….eeennnn….ttoottt …. Ciiii…..na”. Jujur saja rasa pejuh Dadan tidak selezat pejuh Om Bun Siong. Pejuh Dadan ternyata enceerrr, namun begitu gw tetap menikmatinya. Pejuh Dadan adalah pejuh kedua di dalam hidup gw. Beberapa saat kemudian kontol Dadan yang sudah emas, perlahan bangkit dan hidup lagi. Dadan meminta pantat gw dengan mesra. Gw yg awalnya ragu-agu, akhirnya lluluh dan memberikan pantat gw. Baru saja gw mengangkang, tiba-tiba hape gw bunyi. Rupanya koko gw menanyakan gw di mana, gw langsung berbohong kalau gw nginep di kost’an teman karena mobil gw mogok. Kemudian gw meneruskan poyek gw dan Dadan. Gw tidur terlentang di pinggir kasur dengan posisi mengangkang membuka lebar-lebar lobang kenikmatan gw. Dadan dengan perkasanya sempat meludah di lobang pantat gw. Perlahan Dadan mengarahkan kontolnya ke arah lobang pantat gw, ada sensasi luar biasa ketika daging itu menempel di bibir lobang pantat gw. Rasanya jauh lebih dahsyat dari kontol Om Bun Siong. Dengan memberikan aba-aba berupa ciuman di bibir gw, Dadan mulai mencobloskan kontolnya ke dalam lobang gw. Butuh waktu sekitar setengah jam buat kontol Dadan menembus cincin anus gw yg pertama, rasanya sakit luar biiasa ketika kontol Dadan memaksa masuk. Selain karena tanpa pelumas, ukuran kontol Dadan terlampau besar jadi amat sulit. Karena tdk berhasil mencoblos lobang pantat gw, Dadan lalu beranjak menuju ke dapur untuk mengambil minyak sayur. Dadan membaluri kontolnya dengan minyak sayur, tdk lupa lobang gw diolesi minyak juga. Setelah itu Dadan baru mulai mencoblos lobang pantat gw lagi. Rupanya usaha Dadan tdk sia-sia, kontolnya berhasil masuk semua ke dalam lobang pantat gw. Jujur gw merasakan sakit,panas dan perih di pantat gw. Namun gw tahan, karena takut Dadan menghentikan aksinya. Dadan memang Banteng Liar Pejantan, dia langsung menginvasi lobang pantat gw sekuat tenaga. Dadan seketika berubah menjadi brutal dan liar. Kontolnya digerakkan maju mundur di dalam lobang pantat gw dengan kecepatan penuh. Gw mulai mengeluarkan air mata menahan perih, tetapi Dadan justru makin menjadi-jadi. Dadan berteriak-teriak kenikmatan “aaahhhhhh ……. Aaaaahhhhhhhhhh ….. hhmmpppphhhh …. Yeaaaahhhhhhh ……. Aaaarrrrrrrrrghhhhhhhhhhhhh …………… nge………nn……tt….toott………”. Perlahan gw mulai menikmati permainan liarnya itu, tapi gw khawatir ketahuan orang karena teriakan Dadan. Dadan mengentotiku dengan posisi ini nyaris selama setengah jam, dan gw rasa lobang pantat gw pasti lecet dan menganga lebar setelah ini. Di saat-saat ini gw sudah gak kuat menahan desakan sperma gw sendiri dan gw mucrat sambil dientot. Kontraksi di lobang gw tadi menjepit kontol Dadan yang sedang habis-habisan mengentoti gw. Akhirnya “hhhhhhhhsssssssssssssshhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh uuuuuuuuuuuummmmmmmmmmmmmpppppppphhhh” Dadan menembakkan rudal pejuhnya di dalam lobang pantat gw. Sebagian langsung memenuhi usus gw dan sebagian keluar membasahi sela-sela paha gw. Dadan buru-buru mencabut kontolnya dari pantat gw, dan ternyata cccccrrrroooottttthhhhh ccccrrrrrooooootthhhhh Dadan muncrat lagi menumpahkan pejuh segarnya persis kearah wajah gw. Selesai itu, Dadan lansung tertidur di kasur tanpa sempat mengenakan sehelai pakaian, begitu juga gw yg langsung tertidur di sebelah Dadan dengan lobang pantat menganga dan pejuh segar masih mengalir dari lobang pantat gw.

Setelah pergumulan gw dengan Dadan si banteng liar, gw tertidur pulas di kontrakannya. Gw terbangun ketika merasakan rasa panas di seluruh badan gw. Saat gw membuka mata, gw agak bingung gw lagi di mana dan kenapa gw tidur telanjang bulat begitu. Namun, setelah gw ingat-ingat akhirnya gw tau gw di mana. Gw melirik ke orang yg tidur di sebelah gw, awalnya gw mengira orang itu adalah Dadan, namun saat gw lihat baik-baik, ternyata dia bukan Dadan. Alangkah terkejutnya gw mengetahui bahwa Dadan tidak ada di antara pria-pria yg tidur di samping gw. Di tengah kebingungan gw, orang yang tidur di samping gw berkata “heh cina, nyari siapa lw? Dadan udah berangkat kerja tadi pagi.” Gw Cuma bisa bengong saja, dan kemudian orang tadi kembali berkata “body lw mulus banget”, orang itu berkata sambil tangannya mengelus pantat gw. Gw sedikit menghindar saat dia mengelus pantat gw, tapi orang itu kembali berkata “halah!!! Jangan sok pura-pura deh, gw tau lo semalem ngapain ama si Dadan. Lw doyan cowok kan?”. Orang itu terus saja berkata kepada gw, sementara gw Cuma terdiam saja, bingung antara malu tapi mau. Namun akhirnya gw menjawab pertanyaannya itu “Kalo gw doyan cowok, terus kenapa? Lw emang mau ama homo?”. Rupanya perkataan gw barusan membuatnya tergoda. Orang itu kemudian bangun dan beranjak ke ruang tamu kontrakan, di mana 2 orang temannya yg lain sedang tertidur. Gw melirik ke arah jam dinding, rupanya saat itu sudah jam setengah Sembilan pagi, pantas aja panas. Gak lama orang itu kembali ke tempat gw berada dengan 2 orang temannya berjalan mengikuti. “tuh liat, si cina doyan cowok! Lumayan daripada Cuma ngocok ama sabun” celoteh orang itu. “daripada ama perek, pake bayar juga” celetuk cowok berambut keriting. Gw buru-buru menjawab “boleh aja, tapi gw mau kenalan lagi dong ama lw semua!” “buat apaan?” Tanya pemuda berambut keriting. “ya biar sama-sama enak! Tapi lw semua buka baju juga dong” jawab dan pinta gw dengan nada manja. Akhirnya gw berkenalan ulang dengan pejantan-pejantan itu semua. Orang yang tadi tidur di samping gw adalah kang Yadi, dia paling tua dari mereka semua umurnya 26 tahun, kang Yadi gak cakep, tapi mukanya seksi banget, dengan wajah kotak-alis tebal-kumis tipis-hidung mancung agak besar-dan bibir lebar, badannya kang Yadi juga seksi, dadanya bidang perut rata, dan dihiasi otot-otot yang menggelembung ditambah bulu keteknya yang lumayan hitam dan lebat. Berikutnya adalah Irwan, umurnya 24 tahun, wajah Irwan sangat mirip dengan Dadan, karena ternyata Irwan adalah kakaknya Dadan, yg membedakan adalah badan Irwan lebih berisi dari Dadan dan rambut Irwan keriting, namun sayangnya banyak panu di badan Irwan. Terakhir adalah Asep, Asep adalah yg paling muda di antara mereka, katanya Asep pindah dan bekerja di Jakarta karena tahun lalu dia tidak lulus ujian nasional tingkat smp, meskipun kecil, tapi badannya Asep sudah cukup terbentuk khas pria-pria pekerja kasar. Ketiganya memiliki ukuran kontol yang standar pria Sunda, namun ketiganya memiliki buah peler yg sangat besar menggantung menggoda untuk dipompa. “udah sep, embat duluan tuh!” seru kang Yadi kepada Asep yang kelihatannya paling menggebu-gebu. “ntar dulu, gw haus pengen minum, dari semalem gw belum minum n makan” jawabku buru-buru. “udah sep, kencingin aja tu budak cina!” seru Irwan memanas-manasi Asep Asep yang masih muda dan dalam kondisi birahi, hanya bisa menuruti saran dari teman-temannya. Asep segera mendekat ke arah gw sambil tangannya memegang kontolnya sendiri. Setelah dekat, asep memerintahkan gw supaya membuka mulut gw “buka mulut lw cina” perintah Asep dengan kasar. “gak usah pake cina kali” gerutu gw. “bawel lw, udah cepetan buka” perintah Asep lagi. Gw pun membuka mulut gw mengikuti perintah Asep, sementara kang Yadi dan Irwan hanya tertawa melihat gw dan Asep. “sep, majuin dikit dong. Sayang kalo tumpah” kata gw seraya memegang kontol Asep yg saat itu sudah mulai menegang. Gw tahu persis kalau sudah begini gw gak akan mendapatkan air kencingnya si Asep, melainkan pejuh segar pemuda abg ini. Gw menempelkan kontolnya si Asep di bibir gw yang sengaja gw buat monyong mirip pantat bebek. Emang dasar abg, baru begini aja Asep udah mendesah kencang banget “huuuwwwwaaaaaaaawww…aaaawwww…hmmm” desah Asep. Kontol Asep lalu menegang ngaceng sempurna di bibir gw. Setelah itu, gw kulum kontol itu maju mundur, mula-mula gw agak pelan, tapi lama-kelamaan gw percepat aksi gw. Alhasil Asep mendesah sejadi-jadinya “oohhhh yeesss aaaawww awwww aaawww hhussshhh”. Nafas Asep mulai ngos-ngosan saking keenakannya. Gw melirik ke atas melihat wajah Asep, muka abg ini seksi banget ketika itu, ingin rasanya gw cium bibirnya yg dihiasi kumis-kumis tipis baru tumbuh itu. Dada telanjang Asep basah lepek oleh keringatnya sendiri, sungguh indah sekali. Namun sayangnya nafsu besar Asep tidak diimbangi kekuatan fisiknya, saat itu gw baru mengulum kontolnya kurang dari sepuluh menit, tapi abg ini sudah menunjukkan akan segera muncrat. Jujur gw kecewa, tapi mau apa lagi.“aa….a….aann….jii…ingg” teriak Asep sesaat sebelum gw merasakan kontolnya mengembang di mulut gw, dan selanjutnya bisa ditebak crrroottthhhh cccrrrrooootthhhh cccrrrooottthhh Asep menembakkan pejuh segar abgnya di dalam mulut gw. Pejuh Asep cukup mengobati kekecewaan gw terhadap pejuhnya Dadan, pejuhnya Asep banyak + kental + anget + legit dan ada gumpalan-gumpalan seperti jelly di antara pejuhnya itu. Gw telan habis pejuh abg itu disaksikan kang Yadi dan Irwan yang sepertinya sudah mulai ngaceng. Setelah pejuh Asep tertelan habis, gw cabut kontolnya yang sudah melemas dari mulut gw, sementara Asep langsung terkulai lemas di atas lantai. Rupanya ini adalah kali pertama Asep memuncratkan pejuh setelah pindah dari kampung. Tiga pejuh sudah yang masuk tenggorokan gw. Kang Yadi yang sedari tadi hanya menyaksikan aksi gw, sekarang mendekat dan mulai mengelus-elus paha belakang dan pantat gw. “isap dulu dong kang” pinta gw kepada kang Yadi. Rupanya kang Yadi tidak tertarik dengan mulut gw, dia malah menjilati sambil sesekali menggigit paha dan pantat gw. “gila, mulus gan” seru kang Yadi memuji gw. Kang Yadi melanjutkan aksinya dengan menjilati bibir lobang pantat gw. Kontan gw kegelian diperlakukan seperti ini, badan gw menggelinjang akibat ulah kang Yadi. “yad, jorok lw! Itu kan kotor” kata Irwan melihat aksi kang Yadi yang sekarang sedang mengkilik lobang pantat gw dengan lidahnya. “enak wan! Putih mulus kaya awewe” kata kang Yadi yang kembali membuat gw senang. “kang Irwan mau kontolnya dong” pinta gw kepada Irwan. “kasih wan” seru kang Yadi. Akhirnya Irwan menyodorkan kontolnya untuk gw hisap. Gw tentu aja gak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, segera gw sambar kontol Irwan yang masih lemas. Gw kocok dengan tangan agar kontol itu tegang, tapi kontol itu gak kunjung tegang. Hampir putus asa, gw jilatin kontol Irwan dengan lidah gw sambil sesekali gw mengulum kontol itu, beruntung kontol Irwan perlahan mulai hidup dan menegang. Setelah kontol Iwan ngaceng sempurna, gw minta Irwan meludahi mulut gw, dengan ragu-ragu Irwan meludah di mulut gw. Kemudian ludah Irwan itu gw satukan dengan ludah gw, dan gw pakai sebagai pelumas kontol Irwan mengentoti mulut gw. Semula Irwan hanya diam dan menggigit bibirnya menikmati aksi gw. Tapi sekarang Irwan mulai aktif memaju-mundurkan pinggulnya dengan kecepatan konstan mengentoti mulut gw. Irwan juga mulai mendesah kenikmatan sambil tangannya menjambak-jambak rambut gw. Gak mau kalah dengan Irwan, kang Yadi sekarang juga mulai menempelkan kontolnya di bibir lobang pantat gw. Kang Yadi sengaja hanya menggesek-gesekkan onderdilnya itu di belahan pantat gw menunggu gw meminta dientot. Perlahan kang Yadi mulai mengarahkan kontolnya masuk ke dalam lobang pantat gw. Saat itu posisi gw seperti anjing yang sedang dientot dari belakang, sementara dari depan kontol lain sedang gencar-gencarnya mengagresi mulut gw. Kang Yadi cukup kasar mainnya. Dia langsung membenamkan kontolnya sampai tenggelam ditelan lobang pantat gw. Spontan gw menjadi menghisap kuat kontol rwan yang dari tadi udah memberi gw minum sari precumnya. Mendapat perlakuan seperti itu, kontol Irwan akhirnya kebobolan dan ccrrrrreeeeeerrrttttthhhhhhhhhhhhhhhh ccccrrrroooootttttthhhhhhhhh ccrrreeeettthhh cccrrroooottthhh kontol Irwan menumpahkan pejuhnya dan Irwan spontan menarik kontolnya dari dalam ulut gw. Sebagian besar pejuh Irwan muncrat membasahi wajah gw, dan sebagian kecil berhasil gw cicipi. Irwan tidak bersuara, dia hanya menganga sambil matanya merem melek. Sementara itu, kang Yadi sudah mulai menggenjot kontolnya mengobok-obok lobang pantat gw. Tekadang kang Yadi mengentoti gw dengan sangat pelan, dan terkadang dia mengentoti gw dengan sangat kencang seperti laju kereta express. Kang Yadi cukup lihai mengentoti gw, dia mencabut kontolnya dari dalam lobang gw, dan sejurus kemudian dia menancapkan kembali kontolnya ke dalam lobang gw. Begitu terus sampai akhirnya gw gak tahan dan muncrat membasahi lantai di bawah gw. Tapi hebatnya, kontraksi di lobang pantat gw tidak memicu ejakulasi kang Yadi. Kang Yadi malah terus sibuk mengentoti gw. Dan sekarang kang Yadi meminta ganti posisi, kang Yadi mau mengentoti gw dengan sambil menggendong gw. Sumpah gw udah kewalahan meladeni kang Yadi. Kang Yadi sungguh perpaduan banteng dan kuda liar, tenaganya seolah tiada habis mengentoti gw. Akhirnya, kang Yadi mencipok bibir gw dan meludahi muka gw sebagai pertanda dia akan ejakulasi. Rasa panas dan perih di pantat gw seolah-olah buyar ketika kontol kang Yadi mengedut cenat-cenut di dalam lobang pantat gw dan crrrrooooooooooootthhhhhhhhhh ccrrrrrrroooooooottttthhhhhhhhhhh cccrrrrrrrrrrrroooooooooooooooorrrrrrrrrrrrrrrhhhhtttttttttttthhhhhhhhhh entah berapa kali kontol kang Yadi melepaskan amunisinya ke dalam lobang pantat gw. Yang jelas, usus gw langsung terasa penuh dan seperti ingin buang air ketika kontol itu muncrat. Kang Yadi membiarkan gw tetap dalam gendongannya dan memeluk gw dengan mesranya. Di sela-sela itu kang Yadi berbisik kepada gw “gw sayang ama lw”. Serasa tersambar petir rasanya saat itu, gw hanya bisa menatap wajah jantan kang Yadi yg berkeringat. Kang Yadi kemudian mencium mesra bibir gw seolah meyakinkan perkataannya barusan. Gw akhirnya membalas “wo ai ni juga kang Yadi”. Kontol kang Yadi yang sudah lemas, sekarang sudah terlepas dari kekungan lobang pantat gw. “kang, aku pengen pejuh kang Yadi” pinta gw kepada kang Yadi sambil tangan gw mengelus mesra dada dan lengan kang Yadi. Kang Yadi hanya tersenyum dan menyuruh gw duduk di lantai, dan kang Yadi mulai mengocok kontolnya sendiri sampai muncrat di wajah gw. Setelah pergumulan itu, kang Yadi menyuruh gw mandi dan berjanji akan mengantar gw pulang. Gw melihat Irwan dan Asep, mereka semua sudah tertidur lelap sejak menumpahkan pejuhnya tadi. Saat gw mandi, kang Yadi memasak bubur instant untuk gw dan dia. Selesai mandi, gentian kang Yadi yang mandi dan gw makan. Siang sekitar jam 2 kang Yadi mengantar gw pulang dengan motor bebeknya. Di pejalanan kang Yadi banyak bercerita kepada gw. Sesampainya di depan rumah gw, gw turun dan mengajak kang Yadi untuk mampir, namun, kang Yadi menolak. Dia kemudian mengeluarkan hape miliknya dari saku jaketnya, dan menyuruh gw memasukkan nomor hape gw. Setelah selesai, kang Yadi pamit pulang dan tidak lupa tangannya mengelus paha gw lagi. Malam hari badan gw demam, mungkn karena telat makan dan kebanyakan meladeni pemuda pasar. Koko dan cici gw mengajak gw ke rumah sakit, tapi gw menolak karena gw takut ketauan penyebab sakit gw. Sekitar jam 12 malam, ada sms masuk dari kang Yadi yang menanyakan keadaan gw. Mulai saat itu, gw menjadi sering bertemu kang Yadi. Malah pernah gw menghisap kontol kang Yadi di toilet pasar tempat kang Yadi berjualan

Setelah kejadian ” kenalan langsung dientot”

hubungan gw dan kang Yadi hari ke hari
semakin dekat. Justru hubungan persahabatan
gw dengan Darmawan menjadi semakin
menjauh, itu semua karena kontol. Kang Yadi
memperlakukan gw dengan amat sangat baik.
Setidaknya 2 kali seminggu kang Yadi pasti
mengajak gw untuk ketemuan, ya apalagi kalau
bukan kang Yadi meminta gw untuk mengoral
kontolnya hingga pejuh segarnya muncrat. Kami
paling sering melakukan aksi itu di dalam mobil
gw, karena sulitnya mencari tempat yang oas
dan minimnya waktu kami untuk bertemu lama-
lama. Sebenarnya gw sangat menginginkan
kontol kang Yadi bersarang di dalam lobang
pantat gw dan memuntahkan pejuh segarnya di
dalam lobang gw. Ya tapi apa mau dikata, kang
Yadi selalu beralasan bahwa dia tidak mau
terlalu sering mengentoti lobang pantat gw,
kang Yadi beralasan tidak mau lobang pantat
gw menjadi longgar akibat terlalu sering
dientot. Gw hanya bisa menerimanya dengan
berat hati. Walaupun demikiaN, gw masih
bersukur. Setidaknya gw masih bisa merasakan
pejuh kang Yadi meski hanya di dalam mulut
gw. Suatu hari kang Yadi mengajak gw pergi ke
kampong halamannya di daerah Sukabumi.
Tentu saja menggunakan mobil gw, dan tidak
lupa seluruh biaya akomodasinya gw yang
tanggung. Emang dasar kang Yadi! Sepanjang
perjalanan menuju Sukabumi, kang Yadi
banyak bercerita tentang dirinya dan
keluarganya. Sebenarnya gw tidak tertarik
ketika kang Yadi menceritakan keluarganya.
Untuk mengakalinya gw berusaha mengalihkan
pembicaraan kami ke arah hal-hal yang berbau
sex. Rupanya gayung bersambut, kang Yadi
malah menanyakan laki-laki type gw, “emang loe
demen ama cowok yg bagaimana sih?” Tanya
kang Yadi. “hmm… yg penting cowok, punya
kontol, punya pejuh! Itu doang” jawab gw.
“Cuma segitu? Berarti loe mau dong dientot
ama tukang becak atau gak dientotin
pemulung?” Tanya kang Yadi. “ya mau mau aja,
tapi sebenarnya gw kepengen banget dientotin
ama cowok yang berbulu dan bau badan” kata
gw lagi. “lho kok?” Tanya kang Yadi sedikit
bingung. “ya gak tau kenapa ya, gw suka aja”
jawab gw. “berarti loe selama ini gak suka dong
oral kontol gw?” Tanya kang Yadi dengan nada
yang sedikit tinggi. “ya gak gitu juga. Gw suka
kok, badan akang bau, itu yg bikin gw suka. Ya
meski akang gak berbulu.” Jawab gw dengan
nada sedikit manja dengan maksud agar kang
Yadi tidak marah. Selama di Sukabumi, gw
tidak bisa mendapatkan apa “kontol kang yadi”
yang gw harapkan. Sampai akhirnya kita pulang
ke Jakarta, hal itu pun tetap tidak gw
dapatkan dari kang Yadi. Sesampainya di
Jakarta, kang Yadi hanya mencipok bibir gw
sebagai tanda terima kasih telah mengantar
dia pulang ke Sukabumi. Gw kecewa banget
dengan kang Yadi, karena untuk mengantar
kang Yadi pulang kampong, gw udah rela bolos
kuliah selama seminggu. Setelah cipokan itu,
hubungan gw dan kang Yadi tidak disangka
malah semakin menjauh. Biasanya setiap hari
kang Yadi pasti menghubungi gw via telepon
atau sms, tapi sejak cipokan itu satu sms pun
tidak ada. Tiga minggu tidak ada kabar dari
kang Yadi, gw hanya bisa menunggu dan
berharap. Selama itu pula hidup gw terasa
hambar karena tidak ada kontol yang
menjamah gw. Awalnya gw pengen main ke
rumah Darmawan, dan berharap bisa mendapat
kontol ayahnya Darmawan, kontol Om Bun
Siong. Tetapi niat itu gw batalkan karena gak
mungkin juga itu terjadi. Empat minggu
menunggu kabar dari kang Yadi, tetapi hasilnya
nihil. Satu-satunya orang yang bisa gw
tanyakan tentang kang Yadi adalah Dadan.
Dengan sangat terpaksa akhirnya gw sms
Dadan, namun tidak ada sms balasan. Ya
tambah terpaksa lagi gw menelepon Dadan,
namun lagi-lagi tidak ada jawaban. Malam hari
ketika gw mau tidur, handphone cdma gw
berdering. Buru-buru gw menyambar handphone
danmenjawab panggilan itu, ternyata yang
menelepon gw adalah Dadan. “heh homo, kenapa
lw nelpon gw tadi siang?” Tanya Dadan di ujung
telepon sana. “nyantai oi,gw Cuma nanya
tentang kang Yadi. Kang Yaadi baik-baik aja
kan?” kata gw. “kenapa emangnya? Lagi butuh
kontol ya loe?” Dadan kembali bertanya dengan
gaya slenge-an. “apaan sih loe Dan! Gak jelas
banget! Kang Yadi gmana? Kok dia gak
nghubungin gw lagi ya?” cecar gw. “ada noh
orangnya lagi dagang. Gak minat lagi kali ama
loe.” Jawab Dadan. “masa sih?” Tanya gw
penasaran. “ama gw aja deh, kontol gw kan
lebih gede dari punyanya kang Yadi. Gw tau, loe
pasti lagi butuh kontol kan?” Tanya Dadan yg
sedikit memojokkan gw. “ya udah deh…” jawab
gw dengan nada yang dibuat seolah-olah gw
terpaksa. “bener? Kapan? Besok siang aja,
besok gw shift malam, gimana?” Tanya Dadan
kegirangan. “ya udah, besok siang. Loe masih
inget rumah gw kan? Loe langsung ke sini aja”
jawab gw. Keessokan harinya, kira-kira jam 11
siang Dadan sms, dia bilang sudah ada di depan
rumah. Gw langsung turun untuk membukakan
pintu pagar. Siang itu di rumah Cuma ada gw
seorang, koko gw sudah berangkat kerja, cici
gw udah berangkat kuliah, dan papa-mama gw
juga sudah pergi mengurusi bisnis mereka
masing-masing. Saat membuka pintu pagar, gw
terkejut karena Dadan tidak sendiri. Dadan
datang dengan seorang temannya dengan
mengendarai skuter matic. Dadan segera
memperkenalkan temannya kepada gw.
Namanya Ibnu, dia adalah teman kerja Dadan.
Perawakan Ibnu cukup menarik, dengan badan
tinggi kekar dibalut kulit sawo matang, tampak
jelas sekali bahwa Ibnu sering berolahraga.
Wajah Ibnu sangat mirip dengan Tukul
Arwarna, yang membedakan adalah Ibnu tidak
memiliki kumis seperti Tukul. Ibnu membiarkan
kumis dan jenggotnya tumbuh alami menghiasi
wajah maskulinnya. Selesai basa-basi, gw pun
mengajak keduanya masuk. Gw lagsung
mengajak mereka menuju kamar gw di lantai
dua. Dadan dan Ibnu berjalan di belakang gw.
Dapat gw dengar dengan jelas Ibnu berkata
kepada Dadan “benar putih mulus Dan, dapat
aja loe!”. Gw hanya bisa tertaw di dalam hati.
Rupanya hawa nafsu sudah menguasai Dadan.
Saat baru memasuki kamar, Dadan langsung
memelorotkan celana gw dengan kasar sampai
gw terjatuh nungging. Pantat gw dengan segera
terekspose menantang Daadan dan Ibnu. Tanpa
basa-basi Dadan langsung menjilati pantat gw
dan sesekali menepok-nepok pantat gw. Tidak
puas hanya menjilati pantat gw, sekarang
Dadan mulai menyodokkan telunjuknya
menerobos lobang pantat gw. Spontan gw
teriak akibat kaget-enak-bercampur geli.
Dadan semakin liar saja, kini tiga batang
jarinya sudah keluar masuk mencoblos lobang
pantat gw. Sementara itu, Ibnu hanya terdiam
melihat aksi gw dan Dadan. “ngapain loe
bengong! Embat aja mulutnya!” perintah Dadan
kepada Ibnu. Ibnu langsung berdiri di hadapan
gw, sementara Dadan sekarang sudah
mengeluarkan kontolnya dari dalam celananya,
dia menggesek-gesekkan kontolnya itu di
sekitar lobang pantat gw. Entah tolol atau apa,
Ibnu hanya diam saja. Akhirnya gw berinisiatif
menarik keluar kontol Ibnu yang masih
terbungkus rapi di balik cellana jeans hitamnya
itu. Ibnu yang ssemula berdiri, sekarang sudah
bersimpuh di hadapan gw dengan kontolnya
yang keluar dari resleting celana. Tidak sabar
segera gw sambar kontol Ibnu, gw langsung
telan habis kontol Ibnu Ibnu langsung
kelojotan ketika kontolnya gw hisap kuat-kuat
“aaarrrrgggghhhh pelan-pelan isepnya”. Tidak
mau kalah, Dadan sekarang menempelkan
kepala kontolnya di lobang gw, sekali tekan
kontol jumbo Dadan langsung menjeblos masuk
membombardir lobang pantat gw. Dadan
seperti sedang kerasukan, dia tana ampun
langsung menggenjot kontolnya di dalam lobang
pantatgw. Rasa perih di dalam lobang pantat
gw tidak terelakkan lagi. Untuk mengakalinya,
gw semakin kuat menghisap kontol Ibnu.
Akibatnya Ibnu mengerang sejadi-jadinya.
Barangkali Dadan sudah sangat lama tidak
meyalurkan nafsunya itu, terbukti baru 5
menit menggenjot gw dengan gaya doggy style,
kontol Dadan sudah mengembang cenat-cenut
di dalam lobang pantat gw. Sesaat kemudian,
Dadan menekan kuat-kuat kontolnya sampai
seolah-olah biji pelrnya juga kan ikut masuk ke
dalam lobang gw dan CCCRRROOOTTTHHH
CCRROOOTTTTHHH CCCRRREEETTTHHH
CCCRRREEETTTHHH Dadan menuntaskan kasi
memborbardir lobang pantat gw dengan
menyemburkan cairan kejantanannya itu
dalam-dalam. Pejuh hangat segera membanjiri
usus gw yang sudah lama merindukan pejuh.
Tampaknya Ibnu sebtar lagi juga akan
menghadiahi kado perkenalan berupa pejuh,
cairan pecum Ibnu sudah sedari tadi mengalir
tiada henti dari lobang kencingnya. Sejurus
kemudian, Ibnu berusaha mencabut kontolnya
dari dalam mulut gw saat kontolnya akan
ejakulasi.namun gww berusaha
mempertahankan kontolnya dan
CCCRRROOOTTTHHH CCRROOOTTTTHHH
CCCRRREEETTTHHH CCCRRREEETTTHHH
Ibnu muncrat di dalam mulut gw. Pejuhnya
hangat sekali, didominasi oleh gumpalan-
gumpalan putih mirip jelly asin gurih pahit
sungguh sedap. Dadan dan Ibnu langsung
terkapar di lantai dengan baju basah
bersimbah keringat, sementara kontol mereka
masih mengintip keluar dari celah resleting
celana masing-masing. Setelah sekitar
setengah jam, gw meminta Ibnu gentian
menyodomi gw dan Dadan mengentoti mulut gw.
Namun kali ini gw juga meminta keduanya
membuka baju mereka hingga telanjang bulat.
Belum sempat itu terjadi, tiba-tiba dari luar
kamar terdengar suara koh Dennis(koko gw)
memanggil-manggil nama gw. Dengan terpaksa
aksi gw dan 2 pejantan itu dihentikan. Dadan
dan Ibnu pun akhirnya pamit pulang.,,,,,,,,,,,,,,,,

 

MONA4D

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account